Materi Tugas Desain Pelatihan
Cover (doc)
Desain (doc)
Materi (doc)
Proposal (doc)
Materi 1 (ppt)
Materi 2 (ppt)
“MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
DENGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)”
Tugas Desain Ini Dikumpulkan Sebagai Tugas Akhir
Mata Kuliah “Manajemen Diklat”
Dosen Pengampu:
Imron Muzakki, M.Psi
Disusun Oleh:
ANIS MUNFARIHAH (9321 021 07)
DANI HIDAYATI (9321 074 08)
KHUMAIRO KHASANAH (9321 073 08)
MOCHAMAD BADRUSALIM (9321 052 08)
MUSLIMAH (9321 107 07)
WINDA RIMAYATI (9321 151 07)
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2011
“MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
DENGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)”
Latar belakang pelatihan
Dalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu melakukan langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya dalah peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang semakin pesat. Perkembangan IPTEKS mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peningkatan kompetensi guru merupakan tanggung jawab moral bagi para guru di sekolah. Peningkatan kompetensi guru mencakup empat jenis, yaitu (1) Kompetensi pedagogi (2) Kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4) Kompetensi kepribadian. Berdasarkan UURI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PPRI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, peningkatan kompetensi guru menjadi isu strategis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Bahkan menurut PPRI Nomor 19 Tahun 2005 tersebut pada pasal 31 ditegaskan, bahwa selain kualifikasi, guru sebagai tenaga pendidik juga dituntut untuk memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkannya.
Upaya peningkatan keempat kompetensi merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru. Peningkatan profesionalisme dapat dicapai oleh guru dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara berkesinambungan. Hal ini, karena PTK dapat membantu (1) pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa, (2) peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional guru (Prendergast, 2002).
Lewin (dalam Prendergast, 2002:2) secara tegas menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas merupakan cara guru untuk mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain. Sementara itu, Calhoun dan Glanz (dalam Prendergast, 2002:2) menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode untuk memberdayakan guru yang mampu mendukung kinerja kreatif sekolah. Di samping itu, Prendergast (2002:3) juga menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Cole dan Knowles (Prendergast (2002:3-4) menyatakan bahwa, penelitian tindakan kelas dapat mengarahkan para guru untuk melakukan kolaborasi, refleksi, dan bertanya satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya tentang program dan metode mengajar, tetapi juga membantu para guru mengembangkan hubungan-hubungan personal. Pernyataan Knowles tersebut juga didukung oleh Noffke (Prendergast (2002:5), bahwa penelitian tindakan kelas dapat mendorong para guru melakukan refleksi terhadap praktek pembelajarannya untuk membangun pemahaman mendalam dan mengembangkan hubungan-hubungan personal dan sosial antar guru. Whitehead (1993) menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan pemahaman tentang pedagogi dalam rangka memperbaiki pemberlajarannya.
Penjelasan-penjelasan teoretis tersebut mengindikasikan, bahwa pemahaman dan penerapan PTK akan membantu guru untuk mengembangkan keempat kompetensi yang dipersyaratkan oleh UURI Nomor 14 Tahun 2005. PTK akan memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi profesional, pedagogi, kepribadian, dan sosial. Agar PTK tidak lepas dari tujuan perbaikan diri sendiri, maka sebelum seorang Guru atau para Guru memulai merancang dan melaksanakan PTK, perlu memperhatikan hal-hal berikut.
PTK adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaan tugas sehari-hari (mengajar yang mendidik), oleh karena itu hendaknya sedapat mungkin memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai yang secara praktis tidak mengganggu atau menghambat komitmen tugasnya sehari-hari.
Teknik pengumpulan data jangan sampai banyak menyita waktu, sehingga tugas utama Guru tidak terbengkalai.
Metodologi penelitian hendaknya memberi kesempatan kepada Guru untuk merumuskan hipotesis yang kuat, dan menentukan strategi yang cocok dengan suasana dan keadaan kelas tempatnya mengajar.
Masalah yang diangkat hendaknya merupakan masalah yang dirasakan dan diangkat dari wilayah tugasnya sendiri serta benar-benar merupakan masalah yang dapat dipecahkan melalui PTK oleh Guru itu sendiri.
Sejauh mungkin, PTK dikembangkan ke arah meliputi ruang lingkup sekolah. Dalam hal ini, seluruh staf sekolah diharapkan berpartisipasi dan berkontribusi, sehingga pada gilirannya Guru-Guru lain ikut merasakan pentingnya penelitian tersebut. Jika kepedulian seluruh staf berkembang, maka seluruh staf itu dapat bekerja sama untuk menentukan masalah-masalah sekolah yang layak dan harus diteliti melalui PTK.
Alasan Pelatihan
Dari latar belakang diatas maka kami mengemukakan alasan mengapa penringnya pelatihan PTK ini bagi guru antara lain yakni:
Peranan penelitian dalam upaya perbaikan pendidikan (pengembangan ilmu perbaikan pembelajaran)
Guru bukan objek pembaharuan, tetapi turut bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran
Penelitian pendidikan umumnya dilakukan pakar/peneliti sehingga permasalahan kurang dihayati oleh guru
Publikasi hasil penelitian kepada praktisi memakan waktu yang sangat panjang
Ada unsur tindakan yang sesuai tupoksi, berarti ada unsur pengembangan profesi
Tidak mengganggu proses pembelajaran
Mengajar sambil meneliti
Untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
Dalam rangka pengembangan profesi
Dan juga PTK penting untuk guru karena alasan-alasan berikut.
PTK sangat kondusif untuk melatih agar guru dapat peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
PTK dapat meningkatkan kinerja guru.
Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok guru karena mereka tidak perlu meninggalkan kelasnya.
Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai impelementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakai.
Tujuan Pelatihan
Membekali peserta (guru) dengan pengetahuan tentang konsep teknik Penelitian Tindakan Kelas
Memberikan skill peserta (guru) dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga mampu menerapkannya dalam pembelajaran di kelas
Perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran
Manfaat Pelatihan
Adapun Manfaat dari pelatihan ini bagi peserta yaitu sesuai dengan manfaat PTK itu sendiri :
Untuk memperbaiki pembelajaran
Guru lebih percaya diri
Berkembang secara profesional
Berperan aktif menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri
Subjek Pelatihan
Karena pelatihan ini agar dapat langsung mengenai pada pihak yang membutuhkan tentang materi Penelitian Tindakan Kelas, dan mampu menerapkan di dalam pembelajaran secara langsung maka akmi berfokus pada peserta dengan criteria.
Guru bidang studi PAI di tingkat SMP dan SMA yang belum sertifikasi,
Guru bidang studi PAI SMP dan SMA secara umum.
Pembatasan kriteria ini dimaksudkan adalah supaya peserta pelatihan bias homogen, karena akan memudahkan desain intruksional yang dirancang dan materi yang digunakan dalam pelatihan ini.
Desain instruksional
Karakter peserta pelatihan
Karena peserta pelatihan ini cenderung homogeny dengan usia yang relative dewasa, maka pendekatan pembelajaran dalam pelatihan ini yaitu andragogi (pembelajaran bagi orang dewasa). Dengan keterangan karakteristik dan langkah-langkah sebagai berikut.
Karakteristik Warga Belajar Dewasa
Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
Karakteristik Pengajar Orang Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :
Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
Langkah-langkah Pelaksanaan Andragogi
Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
Menciptakan iklim untuk belajar
Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
Merumuskan tujuan belajar
Merancang kegiatan belajar
Melaksanakan kegiatan belajar
Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa
Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
Berdasarkan tulisannya di tahun 1993 tentang asumsi andragogi yang dikemukakan Knowles itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
Konsep diri peserta didik : Semakin mengarahkan diri (self-directing)
Pengalaman peserta didik : Sumber yang kaya untuk belajar bagi diri sendiri dan orang lain
Kesiapan belajar peserta didik : Berkembang dari tugas hidup & masalah
Oriensi dalam belajar : Orientasi tugas dan masalah (task or problem centered)
Motivasi belajar : Oleh dorongan dari dalam diri sendiri (internal incentives, curiosity)
Unsur-unsur proses dalam pembelajaran Andragogi adalah sebagai berikut :
Suasana : Santai, mempercayai, saling menghargai, informal, hangat, kerjasama, mendukung
Perencanaan : Kerjasama peserta didik dengan fasilitator
Diagnosa kebutuhan : Bersama-sama: pengajar dan peserta didik
Penetapan tujuan : Dengan kerjasama dan perundingan
Desain rencana belajar : Perjanjian belajar(learning contracts), Projek belajar(learning projects), Urutan belajar atas dasar kesiapan(sequenced by readiness)
Kegiatan belajar : Projek untuk penelitian (inquiry projects), Projek untuk dipelajari (learning projects), Tehnik pengalaman (experiential techniques)
Evaluasi belajar : Oleh peserta didik berdasarkan evidensi yang dipelajari oleh rekan-rekan, fasiltator, ahli (by learner-collected evidence validated by peers, facilitators, experts), Referensinya berdasarkan criteria (criterion-referenced)
Andragogi dapat disimpulkan sebagai :
Cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman
Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
Metode pelatihan
Kaerena pelatihan ini lebih fokus pada skill peserta setelah mengikuti pelatihan dan mampu menerapkan hasinya dalam dunia nyatanya (pembelajaran dalam kelas) maka didini kami mengguakan metode antara lain
Intruksi audiovisual
Konferensi
Simulasi (praktek PTK)
Maka kami rasa metode tersebut cukup tepat dalam penyampaian materi pada peserta pelatihan, sehingga tujuan pelatihan damat dicapai secara optimal.
Manual pelatihan
Pelatihan ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 hari. Dengan rincian sebagai berikut :
Hari pertama untuk memberikan materi tentang PTK
Hari kedua untuk praktek dan simulasi PTK peserta oelh pemateri dan panitia
No | Materi Pokok | Indikator pencapaian | Alokasi Waktu | Media |
1. | Tujuan dan Manfaat PTK
| Peserta mampu
| 60 menit | Laptop, LCD Proyektor |
2. | Pengertian PTK
| Peserta mampu
| 90 menit | Laptop, LCD Proyektor |
3. | Prosedur PTK
| Peserta mampu
| 60 menit | Laptop, LCD Proyektor |
4. | Teknik penulisan laporan PTK
| Peserta mampu
| 60 menit | Laptop, LCD Proyektor |
5. | Proposal PTK
| Peserta mampu
| 90 menit | Laptop, LCD Proyektor, Kertas folio |
6. | Praktik Pelaksanaan PTK
| Peserta mampu
| 5 jam | Laptop, LCD Proyektor, Kertas folio |
| Penutup /evaluasi |
| 60 menit | Kertas folio |
Biaya
Biaya dalam pelatihan ini setiap peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 100.000,- dengan mendapatkan fasilitas yakni:
Sertifikat kit
Modul
Blocknote
Snack
Soft drink
Makan siang 2 kali
Evaluasi
Dalam pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini kami hanya evaluasi sampai pada tahab 3, dikarenakan keterbatasan sumber daya dan waktu untuk sampai tahapan evaluasi yang maksimal. Namun evaluasi tahab ke 3 aitupun masih kondisional mengingat waktu dan biaya yang dibutuhkan juga terbatas. Adapun uraian evaluasi pelatihan ini diuraikan berikut ini :
Evaluasi pada level 1 (Reaksi)
Subjek evaluasi : Peserta
Waktu evaluasi : Setelah pelatihan
Teknik atau instrument evaluasi dengan “smile sheet”
Berilah tanda centang ()pada kolom gambar yang anda anggap tepat !
-
No
SUBJEK DAN ASPEK PENILAIAN
NILAI
Pemateri
1.
Penyampaian tujuan penyajian materi
2.
Penguasaan materi
3.
Teknik penyampaian materi
4.
Interaksi dengan peserta
5.
Perencanaan materi
6.
Isi materi yang disampaikan
Panitia
7.
Ruangan pelatihan (tempat pelatihan)
8.
Sarana dan prasarana pelatihan
9.
Konsumsi
10.
Modul
11.
Susunan acara
12.
Penyajian materi yang komprehensif
13.
Materi yang dipaparkan
14.
Kontribusi ilmu yang diterima
JUMLAH
*Keterangan :
= Bagus
= Cukup
= Kurang
Evaluasi pada level 2 (Belajar)
Subjek evaluasi : Peserta dan pemateri
Waktu evaluasi : Selama pelatihan, Sebelum dan setelah pelatihan
Teknik atau instrument evaluasi dengan Pre-test, Post-test, Observasi dan penugasan
Evaluasi bagi peserta
Pre-test/Post-test
Apa yang anda ketahui tentang Penelitian Tindakan Kelas?
Apa anda pernah melakukan Penelitian Tindakan Kelas?
Observasi selama pelatihan
Berilah tanda centang () pada point-point yang tepat!
-
No
Aspek penilaian
SK
K
C
B
BK
1.
Keaktifan peserta selama pelatihan
2.
Respon terhadap pemateri
3.
Mengajukan pertanyaan
4.
Menanggapi permasalahan
JUMLAH
*Keterangan
SK = Sangat kurang
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat baik
Penugasan
Buatlah proposal Penelitian Tindakan Kelas sesuai materi pelajaran anda masing-masing!
Buatlah point-point laporan Penelitian Tintakan Kelas dari proposal yang telah anda buat!
Evaluasi bagi pemateri
Observsi selama pelatihan oleh panitia
Berilah tanda centang () pada point-point yang tepat!
-
No
Aspek Penilaian
Ya
Tidak
1.
Menjelaskan tujuan dengan lengkap
2.
Memenuhi kebutuhan nyata peserta pelatihan
3.
Membantu peserta dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh
4.
Menilai hasil penugasan yang dikerjakan peserta
5.
Menaruh perhatian pada kebutuhan dan masalh pribadi peserta
6.
Terampil menyeleksi materi yang disampaikan
7.
Terampil mengomunikasikan pengalaman belajar peserta
8.
Terampil dalam mengajukan pertanyaan
9.
Terampil menjawab pertanyaan yang diajukan peserta
10.
Terampil dan menerapkan prosedur dan teknik-teknik pengajaran
11.
Memelihara displin (peraturan dalam pelatihan)
12.
Mempercayakan tanggung jawab kepada peserta
13.
Memperhatikan keluhan dan usul peserta pelatihan
14.
Menghargai partisipasi peserta pelatihan
15.
Menciptakan suasana pelatihan yang tertib
JUMLAH
Check list oleh pemateri
-
No
Aspek Penilaian
Ya
Tidak
Sebagai pemateri saya
1.
Menjelaskan tujuan dengan lengkap
2.
Memenuhi kebutuhan nyata peserta pelatihan
3.
Membantu peserta dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh
4.
Menilai hasil penugasan yang dikerjakan peserta
5.
Menaruh perhatian pada kebutuhan dan masalh pribadi peserta
6.
Terampil menyeleksi materi yang disampaikan
7.
Terampil mengomunikasikan pengalaman belajar peserta
8.
Terampil dalam mengajukan pertanyaan
9.
Terampil menjawab pertanyaan yang diajukan peserta
10.
Terampil dan menerapkan prosedur dan teknik-teknik pengajaran
11.
Memelihara displin (peraturan dalam pelatihan)
12.
Mempercayakan tanggung jawab kepada peserta
13.
Memperhatikan keluhan dan usul peserta pelatihan
14.
Menghargai partisipasi peserta pelatihan
15.
Menciptakan suasana pelatihan yang tertib
JUMLAH
Evaluasi pada level 3 (Perilaku)
Subjek evaluasi : Kepala Sekolah, Guru (peserta) dan rekan kerja peserta
Waktu evaluasi : Empat bulan setelah pelatihan (pasca pelatihan)
Teknik atau instrument evaluasi dengan wawancara dan observasi
Wawancara
Wawancara bagi kepala sekolah, misal:
Bagaimana peningkatan pembelajaran PAI di sekolah anda pada guru yang telah mengikuti pelatihan PTK?
Apakah guru sudah mencoba malaksanakan PTK di dalam pembelajaran di kelas?
Bagaimana perubahan efektifitas pembelajaran secara umum bagi guru yang telah mengikuti pelatihan PTK
Dll.
Wawancara bagi guru (peserta pelatihan), misal:
Apa manfaat kongrit pelatihan PTK dalam pembelajaran anda di dalam kelas?
Apakah anda telah melakukan PTK di kelas?
Dll.
Wawancara bagi rekan guru, misal:
Apa saja perubahan yang dilakukan rekan anda dalam pembelajaran setelah mengikuti pelatihan PTK?
Bagaimana suasana pembelajaran di kelas rekan anda setelah mengikuti pelatihan PTK?
Dll.
Observasi
Point-point data yang diobservasi dalam bentuk check list, yaitu:
-
No.
Aspek Penilaian
Ada
Tidak
1.
Peningkatan pembelajaran di dalam kelas
2.
Proposal penelitian tindakan kelas oleg guru
3.
Laporan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
JUMLAH
*Keterangan : Dari semua dokumen dan hasil observasi tersebut kemudian dinilai oleh tim penilai apakah sudah bagus atau belum, perlu pembenahan atau tidak dan lain sebaginya. Sehingga akan diketahui hasil pelatihan apakah benar-benar sudah efektif tercapai atau belum. Hal ini dilakukan juga sebagai feed back (umpan balik) dan refleksi bagi pelatihan-pelatihan yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Lampiran
Materi pelatihan
Proposal pelatihan
Contoh materi ppt
0 komentar:
Post a Comment