Kesuksesan Adalah Milikku. Aku Akan Mendapatkanmu Walau Kemanapun Itu. Akan Kukejar Kamu Sampai Kemanapun Itu. Karena Kesuksesan Adalah Hak ku.

Makalah Ideologi Anarkhisme Pendidikan

Link Doc (Makalah Anarkhisme Pendidikan)
IDEOLOGI ANARKISME PENDIDIKAN

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
Pada mata kuliah “Ideologi Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Drs. Iskandar Tsani, M.Ag



Disusun Oleh :
Mochamad Badrusalim (9321 052 08)
Rozy
Ulfa Rifqiawati Ch (9321 0 08)
Yuni (9321 08
Ggg (9321 09)
Ggg (9321 09)
Hhh (9321 07)

Jurusan Tarbiyah
Prodi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Kediri
2011


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Ideologi sebagai sebuah gagasan atau pemikiran yang diyakini kebenarannya. Pada setiap pemikiran itulah ide, dan keyakinan akan pemikiran tersebut akan menjadi sebuah ideologi Dalam pendidikan ada beberapa cabang ideologi, dua cabang yang besar yakni Fundamenta dan Liberal, dan yang menjadi cabang dari idelogi liberal adalah anarkisme pendidikan. Sebagai sebuah ideology yang didasari ide utama liberal tentunya akan memiliki pemikiran dasar yakni kebebasan.
Anarkisme sebagai ideologi pembebasan individual siswa dalam pendidikan dari kekangan lembaga sosial formal seperti lembaga sekolah karena dianggal tidak memenuhi kebebasan individual dalam menempuh pendidikan, dalam menentukan pendidikan yang akan dijalaninya. Maka kaum anarkistis menganggap bahwa sekolah dan lembaga formal lainnya yang mengekang kebebasan individual harus dihapuskan demi memenuhi kebebasan siswa dalam menjalani pendidikan.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian ideologi pendidikan Anarkisme?
  2. Bagaimana pendidikan dalam perspektif ideologi Anarkisme?


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Ideologi Pendidikan Anarkisme
Kata ‘Anarki’ berasal dari bahasa Yunani. Artinya kondisi “dimana” tak satupun lestari/ terjemahannya, tak seorangpun punya hak untuk menduduki posisi yang memungkinkannya menguasai atau mengatur sesama manusia menurut kemauannya sendiri.
Anarki artinya sama sekali tak ada perintah dan sama sekali tak ada hukum. Anarkisme adalah teori yang mengumandangkan anarki.1
Dalam banyak hal, kaum anarkis hanyalah orang-orang biasa seperti kita. Yang membedakan kaum anarkis dengan manusia-manusia lain adalah bukanlah mereka “jahat” dan yang lai lebih baik. Perbedaannya terletak pada nafsu luar biasa kaum anarkis atas apa yang mereka anggap keadilan.2
Salah satu ciri keuyakinan anarkistis adalah semangat untuk memberontak terhadao tatanan masyarakat mapan, dan unsur inilah satu dari segelintir unsur yang diyakini semua anarkis. Karena anarkisme tidak esa. Pemberontakan mereka ada yang murni bersifat filosofis, ada yang berusaha mengubah tatanan masyarakat lewat cara-cara damai, ada yang berupa kekerasan, agitasi, revolusi.
Perbedaan antara gagasan kita dengan ide para anarkis adalah mereka yakin bahwa manusia bisa sepenuhnya menjadi makhluk sosial, dan bila tiap individu sungguh-sungguh bebas, masyarakatnyapun akan bebas. Mereka ingin agar masyarakat diatur berdasarkan kerja sama suke rela den pengendalian oleh tiap individu sendiri, bukan lewat kekuasaan pemaksa.3
Pada intinya anarkisme adalah sudut pandang yang membela pemusnahan seluruh kekangan kelembagaan terhadap kebebasan manusia, sebagai jalan untuk mewujudkan sepenuh-penuhnya potensi-potensi manusia yang telah dibebaskan.4

  1. Pendidikan Dalam Persepktif Ideologi Anarkisme
Pendidikan bagi kaum anarkis dipandang sebagai sebuah proses yang harus ada untuk belajar melalui pengalaman sosial alamiah manusia sendiri. Jangan sampai dikacaukan dengan persekolahan, yang hanylaha sebuah corak pendidikan, dan hanyha merupakan kaki tangan otoriter.5
Adapun ada tiga corak dasar anarkisme pendidikan, yaitu :
  1. Anarkisme Taktis
Kaum anarkis taktis merasa bahwa masyarakat pendidik individu secara jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah dan sejenisnya.
  1. Anarkisme Revolusioner
Menganggap seolah-sekolah sebagai alat (dari) budaya dominan. Maka, sekolah bukan saja tak berguna sebagai gugus depan pembaharuan/perombakan sosial yang punya arti penting. Sekolah-sekolah itu nyatanya malah menjadi para penjaga gerbang utama Status Quo, kemapanan.
  1. Anarkisme Utopis
Kaum anarkis utopis ini beranggapan bahwa dalam budaya kita saat ini, kita hidup di depan pintu masyarakat utopian pasca-industri yang dicirikan oleh kemakmuran dan kesenangan bagi semua orang. Jenis masyarakat dimana hanya sejumlah kecil pekerja tertatih yang diperlukan demi mempertahankan sebuah system produksi yang nyaris sepenuhnya otomatis.6
Dalam ideologi anarkisme pendidikan ada beberapa hal yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan dan sekolah, yakni :
  1. Tujuan pendidikan
Membawa pembaharuan/perombakan berskala besar dan segera, di dalam masyarakat, dengan cara menhilangkan persekolahan wajib.
  1. Tujuan-tujuan sekolah
  1. Menghapuskan sistem pendidikan formal yang ada secara keseluruhan
  2. Mengganti sekolah dengan pola belajar perseorangan secara sukarela
  3. Menyediakan akses bebas bahan-bahan pendidikan serta kesempatan-kesempatan pendidikan tepi tidak menonjolkan wajib belajar ataupun pelajaran wajib.
  1. Ciri-ciri umum
  1. Menganggap pengetahuan sebagai efek samping alamiah dari kehidupan sehari-hari
  2. Kepribadian individual sebagai sebuah nilai yang melampaui tuntutan-tuntutan masyarakat manapun
  3. Menekankan pilihan bebas dan penentuan nasib sendiri dalam latar belakang sosial yang sehat dan humanis
  4. Pendidikan sebagai sebuah fungsi alamiah dari kehidupan sehari-hari
  5. Memusatkan perhatian kepada perkembangan sebuah masyarakat pendidikan yang meminimalisir adanya sekolah-sekolah formal, menekankan manusia agar mampu perfungsi sebagai makhlik-makhluk bermoral yang mengatur diri sendiri
  6. Menekankan perubahan berkelanjutan bserta pembaharuan diri di dalam senuah masyarakat, menekankan minimalisir kekangan-kekangan terlembaga atas perilaku personal
  7. Didasarkan pada sebuah prakiraan-prakiraan anarkistis atau semu-anarkistis
  8. Menganggap bahwa wewenang intelektual ada bagi yang telah mendiagnosis konflik-konflik dasar yang ada diantara keperluan-keperluan individual dengan tuntutan-tuntutan Negara.
  1. Anak sebagai pelajar
  1. Anak menjadi baik ketika anak itu diasuh dalam sebuah masyarakat yang baik (rasional dan berkemanusiaan)
  2. Perbedaan antar individu bergerak menentang kebijaksanaan pengalaman-pengalaman pendidikan yang sama bagi setiap orang
  3. Semua anak secara moral sama, berhak dan berkesempatan yang sama dalam belajar dan mendapatkan tujuan apa yang mereka kejar
  4. Kepribadian tumbuh dari pengkondisian sosial yang menjadi landasan penentuan diri selanjutnya. Anak bebas hanya dalam determinisme sosial dan psikologis. Masyarakat adalah perlu bagi pemenuhan diri, begara menghalangi pewujudan sepenuhnya masyarakat tersebut.
  1. Administrasi dan pengendalian pendidikan
  1. Pengendalian dan wewenang kepada rakyat dengan mengijinkan setiap orang untuk mengendalikan dan pengembangan diri sendiri
  2. Tidak ada wewenagn khusus bagi guru sebagai pendidik
  1. Sifat-sifat Kurikulum
  1. Sekolah harus dihapuskan untuk memperbesar pilihan personal yang bebas
  2. Pendidikan tidak sama dengan persekolahan. Pendidikan dilakukan secara mandiri dalam sebuah masyarakat ‘tanpa sekolah’
  3. Penekanan harus diletakkan pada kemungkinan tiap individu untuk menentukan tujuan-tujuan belajarnya sendiri
  4. Di dalam tuntutan-tuntutan yang dikenakan oleh sistem keberadaan sosial manapun, seluruh kegiatan belajar harus ditentukan sendiri oleh yang belajar
  5. Penekanan harus diletakkan pada apa yang relevan secara personal dengan mengorbankan pembedaan tradisional antara apa yang akademis, intelekstual dan yang praktis
  6. Setiap orang bebas untuk menentukan hakikat dan sejauh mana ia akan belajar.
  1. Materi pelajaran
Setiap orang mesti bebas untuk menentukan sifat-sifat maupun isi apa yang dipelajarinya sendiri
  1. Metode-metode pengajaran dan penilaian hasil belajar
  1. Setiap siswa menjadi penentu metode pengajaran mana yang apaling efektif bagi tujuan dan rancangan pendidikannya sendiri
  2. Nilai disiplin dan hapalan serta lain-lainnya yang berkaitan dengan itu harus dibiarkan menjadi ‘rahasia’ orang yang belajar itu sendiri. Pendekatan dan yang dipilih ebagai dasar individual
  3. Peran tradisional guru dan siswa yang diterapkan oleh lembaga harus dihapuskan
  4. Guru adalah sebuah aspek yang bisa dihapus/ dibuang dari proses pendidikan
  5. Penilaian/ evaluasi yang terbaik adalah penilaian diri sendiri, difungsikan hampir secara eksklusif untuk tujuan persaingan diri
  6. Secara alamiah manusia bersifat sosial dan mau bekerjasama. Kegiatan belajar harus menekankan kerjasama serta meminimalkan persaingan antarpribadi demi ganjaran-ganjaran
  7. Pembelajran bersifat total, tidak ada pembedaan tradisional antara kognitif, afektif dan interpersonal
  8. Seluruh lembaga sosial yang berkelanjutan dan melestarikan diri sendiri harus dimusnahkan seluruhnya
  9. Bimbingan dan penyuluhan, serta terrapin kejiwaan dari sekolah-sekolah hanya sebagai pembatasan sosial yang kenyataannya menyebabkan problema kejiwaan yang pura-pura disembuhkan.
  1. Kendali di ruang kelas
  1. Anak secara fundamental harus menentukan diri sendiri, hakekat pengalaman pendidikan harus ditentukan sendiri oleh anak, tidak didiktekan oleh guru
  2. Hanya peran-peran tertentu yang tergantung situasi yang diperoleh melalui kerjasama antar seluruh peserta dalam kondisi-kondisi yang ada, yang bisa diterima
  3. Tindakan moral merupakan keluaran sampingan dari kehidupan moral dalam sebuah masyarakat moral
  4. Sekolah-sekolah hanya memainkan satu peran insidental dalam menentukan tingkah laku bermoral

BAB III
KESIMPULAN

  1. Pengertian ideologi pendidikan Anarkisme
Anarkisme adalah sudut pandang yang membela pemusnahan seluruh kekangan kelembagaan terhadap kebebasan manusia, sebagai jalan untuk mewujudkan sepenuh-penuhnya potensi-potensi manusia yang telah dibebaskan

  1. Pendidikan dalam perspektif ideologi Anarkisme
Pendidikan bagi kaum anarkis dipandang sebagai sebuah proses yang harus ada untuk belajar melalui pengalaman sosial alamiah manusia sendiri. Jangan sampai dikacaukan dengan persekolahan, yang hanylaha sebuah corak pendidikan, dan hanyha merupakan kaki tangan otoriter.
  1. Tujuan pendidikan adalah pembaharuan/ perombakan masyarakat dengan menghapuskan sekolah.
  2. Tujuan sekolah yakni menghapuskan dan mengganti sekolah dengan system pendidikan yang mandiri sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oelh individu
  3. Ciri-ciri umum anarkisme pendidikan belajar adalah pengalaman alamiah kehidupan sehari-hari, kebebasan individu dalam menentukan pendidikan yang akan dijalaninya
  4. Kedudukan anak sebagai pelajar yakni semua anak punya hak yang sama secara moral dan pendidikan, tidak ada pembedaan individual.
  5. Administrasi dan pengendalian pendidikan berada ditangan bersama dan mandiri bukan pada sekolah dan lembaga-lembaga sosial formal lainnya
  6. Sifat-sifat kurikulum setiap orang bebas untuk menentukan hakikat dan sejauh mana ia akan belajar sen
  7. Materi pelajaran sesuai dengan yang diinginkan oleh individu sendiri
  8. Metode dan evaluasi pengajaran ditentukan oleh individu sendiri mana yang paling tepat dan sesuai dengan materi yang dipelajarinya
  9. Kendali di ruang kelas ditentukan oleh siswa sendiri tidak dilakukan oleh guru, moral adalah hasil dari interaksi masyarakat yang bermoral.
  Footnote :

1 Oni Intan Naomi. Menggugat Pendidikan:Fundamentalis Konservatif Liberal Anarkis(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004),463.
2 Ibid,.465.
3 Ibid,.466.
4 William F O Neil. Ideologi-Ideologi Pendidikan(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2002),482.
5 O Neil,Ideologi.,482.
6 Ibid.,495-486.


Daftar Pustaka

Naomi, Oni Intan. Menggugat Pendidikan:Fundamentalis Konservatif Liberal Anarkis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004.
Neil, William F O. Ideologi-Ideologi Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Contoh Proposal PTK

Link Doc (Contoh Proposal PTK)
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH
BAGI SISWA  KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON
 
 Disusun oleh :
NURSIDIK KURNIAWAN, A.Ma.Pd.SD
 
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
I. JUDUL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH
BAGI SISWA  KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON
 
II. BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.

III. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Samudra Kulon ?
  1. Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran – mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri.
Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.”
Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan..
a.     Hipotensis
Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
“ Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon”
 
V. TUJUAN PENELITIAN
1.  Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.
2.  Tujuan Khusus
Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon.”
 
VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.       SDN 1 Samudra Kulon
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Samudra Kulon dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
b.       Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c.       Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.
 
VII. KAJIAN PUSTAKA
  1. Landasan Teori
1.       Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah  tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).
Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 )
  1. Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.
  1. Prestasi Belajar.
Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya
  1. Teknik   
Dalam  umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian  (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.
  1. Pekerjaan rumah
 Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework “ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah      (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
  1. Rencana Penelitian
1.  Subjek penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Samudra Kulon  kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas jumlah siswa 38 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu  membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI.
2.  Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Samudra Kulon, kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.  Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2007/2008.
4. Lama Tidakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Okteber, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.
  1. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1.       Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.
2.       Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
a.     Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
b.     Siklus II ( sama dengan I )
c.     Siklus III ( sama dengan I dan II )
3.       Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
 
IX. JADWAL PENELITIAN
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil













X. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1. Fotocopy Naskah                   : Rp
2. Kerta folio 1 pack                  : Rp
3. jilid buku                              : Rp
4.
Rental Komputer                   : Rp
5. lain – lain                             : Rp
JUMLAH                                  : Rp
 
XI. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
1. Nama                                      : NURSIDIK KURNIAWAN
    NIM                                       : 813846371
    Pekerjaan                                : Guru Wiyata Bakti SDN 1 Samudra Kulon
    Tugas dalam penelitian : Pengumpulan dan  Analisis Data



Succes Story

Link Doc (Succes Story)
Puspo Wardoyo
Wirausahawan Warung Makan Ayam Bakar Wong Solo


(Analisis Succes Story)





Tugas ini dikumpulkan sebagai tugas akhir individu


Mata kuliah ”Kewirausahaan”





Dosen Pengampu :


Dra. Fartika Ifriqia, M.Pd










Disusun Oleh :


MOCHAMAD BADRUSALIM


(NIM : 9321 052 08)





JURUSAN TARBIYAH


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN) KEDIRI


2011
 

  1. Kisah Puspo Wardoyo (Ayam Bakar Wong Solo)
Jika ada orang yang sukses dengan mewujudkan mimpi, itulah Puspo Wardoyo. Impiannya membuat ‘jarak’ antara Solo-Medan menjadi lebih dekat dibandingkan Solo-Semarang. Jarak disini lebih tepat diartikan waktu tempuh disbanding pengertian fisik yang dihitung berdasarkan satuan kilometer antara dua titik kota. Impian itu sendiri terinspirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 Nopember 1957 itu tengah merintis usaha warung lesahan di Solo, selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil. Suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000,-. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak dorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampong halamannya di Solo setiap bulan. “Dengan uang, jarak antara Solo-Medan lebih dekat disbanding Solo-Semarang,” kata Puspo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja, sebab dengan pesawat terbang waktu tempuh antara Medan-Solo dengan berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Sementara dengan naik bis jarak antara Solo-Semarang ditempuh sekitar empat jam.
 Cerita sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. “Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan,” pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan-termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa-itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta?”Karena dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk merantau ke Medan,” katanya.
Ketika tengah merantau di ibu kota, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah perguruan ternama Dr. Wahidin di bagan Siapiapi, Sumatra Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan cita-citanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperi sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan Kebupaten Magelang. “Target saya Cuma dua tahun menjadi guru lagi,” katanya. Di sinilah anak pasangan Sugiman-Suki ini bertemu dengan istrinya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
Selama dua tahun menjadi guru, ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400.000,-. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan ini sebagian digunakannya untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000,- yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki lima di bilangan Polonia Medan. Di sini ia menyewa lahan 4 x 4 meter persegi seharga Rp 1.000,- per hari.
Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang dio seantero Medan. Impian untuk menaklukkan ‘jarak’ Solo-Medan lebih dekat dibandingkan Solo-Semarang pun menajdi kenyataan.
Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnya. Dari ibu kota Sumatra Utara ini nanti, rumah makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta dan sebelumnya “mengapung” dari daerah pinggiran. Dalam waktu relative singkat, kehadiran Wong Solo telah merangsek dan menanamkan tonggak-tonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinyapun semakin tak tertahankan dengan memasuki berabagai kota besar di Indonesia.
 Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis, hingga para pengamat. Hamper semua outletnya di Jakarta selalu disesaki pengunjung, terutama di akhir pecan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan semua outlet membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa. Skala usaha Wong Solo memang belum sekelas konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebutnya angka asset, omset, atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. “Usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu,” paparnya.
Kendati masih tergolong usaha menengah, kinerja Wong Solo sangat solid dan tak mempunyai beban utang. Ia memiliki fondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berliku-liku, lengkap dengan segala tantangannya.
Ada masa ketika diwaktu-waktu awal merintis usaha di Medan, ia nyaris patah semangat gara-gara selama berhari-hari tak pernah meraup keuntungan. Hany berjaualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. “Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan masak lagi,” katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberitahu ayahnya untuk mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. “Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat,” katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo Wardoyo sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar ‘Wong Solo’ akan berkembang seperti sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3 x 4 meter di dekat bandara Polonia Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual tiga ekor ayam per hari yang dibagi-bagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500,- plus sepiring nasi. Di tahun kedua naik menjadi sepuluh ekor ayam per hari. Namun sekarang, tiga belas tahun kemudian, dia telah memiliki lebih dari enam belas cabang yang tersebar di Medan, Banda Aceh, Pdang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Surakarta, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta. Meskipun masih mengandalkan ayam bakar, kini menunya makin beragam hingga seratus jenis.
Wardoyo juga telah terbiasa menyisihnya sepuluh persen dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila anda kebetulan mampir di salah satu rumah maknnya dan menyaksikan karyawannya sedang berkerumunan di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan ibdah kultum atau kuliah tujuh menit.
Promosi dari mulut ke mulut membuat warungnya terkenal. Terlebih ketika seorang wartawan daerah membuat tulisan tentang ‘Wong Solo’, makin ramai saja orang yang makan ke warungnya. Pernah suatu hari dia kewalahan memenuhi pesanan pelanggan. Disaat tiga ekor ayam jaulannya habis, datang pembeli lain yang bersedia menunggu asalkan Wardoyo mau mencari ayam baru ke pasar. Diapun memenuhi permintaan pelanggan tersebut dengan membeli tiga ekor ayam lagi. Namun, datang lagi pelanggan lain yang juga bersedia menunggu Wardoyo mencari ayam kepasar. “Seharian itu, hingga larut malam saya pontang panting ke pasar untuk memenuhi permintaan kjonsumen yang terus berdatangan,” kata Wardoyo mengenang.
Bersamaan dengan bertambahnya pelanggan, dua tahun kemudian wardoyo memperluas warungnya hingga layak disebut dengan Rumah Makan. Jiwa seni Wardoyo tampak tergurat pada bentuk bangunan dan penampilannya yang cenderung nyeleneh. Dalam bentuk bengunannya, misalnya, Wardoyo tak segan-segan mengeluarkan uang cukup besar untuk membayar seorang arsitek guna mewujudkan imajinasinya tentang bentuk bangunan.
Perpaduan seni dan itrepreneurship Wardoyo juga tertuang dalam pendekatan terhadap konsumen. “Saya berusaha menghafal nama-nama semua pelanggan saya. Sehingga sewaktu mereka datang, saya harus menyambut mereka dengan menyebut namanya,” papar Wardoyo. Inilah yang disebut sebagai menjadikan pelanggan sebagai saudara. Seiring dengan berkembangnya ‘Wong Solo’, puspo wardoyo membuka kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untu ikut menikmati nilai tambah Wong Solo melalui sistem waralaba.
Untuk waralaba tersebut, Wardoyo telah membuat standarisasi dalam hal rasa dan gerai (outlet). Jika seseorang membeli waralaba ‘Wong Solo’ di Jakarta, dipastikan sama rasa dan penataan gerainya dengan Wong Solo Medan atau di tempat lain.1
Seiring dengan berkembangnya “Wong Solo”, puspo wardoyo membuka kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menikmati nilai tambah Wong Solo melalui sistem waralaba. Perjanjian pemilikan waralaba ini diberikan kepada perorangan atau yang diberi kuasa, dan atau badan hukum dengan masa pengoperasian selama 10 tahun.
Hak tersebut mencakup penggunaan merek dagang “Wong Solo”, desain dan dekorasi rumah makan. Merek dan peralatan, tata letak, resep dan jenis makanan, sistem kontrol inventori, metode operasional, pembukuan dan akuntansi, serta pemasaran dan hak untuk menempati dan mengisi rumah makan “Wong Solo”.
Untuk waralaba tersebut, Wardoyo telah membuat standarisasi dalam hal rasa dan gerai (outlet). Jika seseorang membeli waralaba “Wong Solo” di Jakarta, dipastikan sama rasa dan penataan gerainya dengan “Wong Solo” Medan atau di tempat lain. Adapun kewajiban finansial pewaralaba adalah, pertama, membayar uang pendaftaran awal sebesar Rp 500.000. Kedua, membayar biaya pelayanan (royalty/service fee) bulanan berdasarkan persentase tertentu dari penjualan kotor sebesar 12 persen yang dapat dinegosiasikan. Sementara harga sebuah waralaba yang dijual “Wong Solo” terbagi beberapa tipe. Untuk tipe A Rp 700 juta, tipe B Rp 525 juta, tipe C Rp 350 juta, tipe D Rp 225 juta. Dana tersebut digunakan untuk membangun restoran, peralatan, praoperasi, waralaba fee selama 5 tahun, dan hak waralaba selama 10 tahun.
Setelah sukses membesarkan ‘Wong Solo’, apa harapan Puspo Wardoyo selanjutnya? Dengan sungguh-sungguh dia menyahut, “Ingin terus bekerja keras, kaya raya, banyak istri dan masuk surga.”. 2

  1. Analisa Kewirausahaan
  1. Ide Usaha
Puspo Wardoyo memang seorang yang mempunyai tekad bulat dengan impiannya, dan berusaha sekuat tenaga untuk merealisasikan impiannya. Impannya ini adalah ingin agar jarak antara Solo-Medan lebih dekat daripada Solo-Semarang. Bukan jarak menurut kedua titi kota, namun lebih kepada jarak waktu tempuh dengan biaya.
Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.3
Puspo Wardoyo dari pengertian wirausaha diatas dapat dikatakan sebagai seorang wirausahawan yang mampu memperkenalkan produk beru dengan membuka pasar baru yakni di Medan, sehingga ayam bakar ‘Wong Solon’nya dapat berkembang seperti saat ini.
Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu :
  1. Faktor keluarga pengusaha
  2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
  3. Kerja sampingan (iseng)
  4. Coba-coba
  5. terpaksa4
Dari ke lima sebab usaha diatas Puspo Wardoyo lebih kepada sengaja terjun menjadi pengusaha, karena sebelum merintis usaha yang berkembang pesat sampai sekarang yakni Ayam Bakar ‘Wong Solo’, beliau telah memulai sebuah usaha warung makan lesehan yang berada di Solo. Karena bermula dari suatu impian yang begitu menguatkannya untuk bertekad memulai usaha dengan menaklukkan Medan.
Ide bisnis pada umumnya hanya terbagi ke dalam beberapa katagori atau jenis, dan ketika kita mengetahuinya akan dapat membantu mempersempit dan mempermudah pencarian ide bisnis
  1. Consumer Services
Bisnis dalam katagori ini lebih kepada memberikan pelayanan kepada konsumen  (individual atau keluarga), berhubungan langsung dengan pelanggan atau sesuatu yang mereka sayangi. Contoh : Laundry, pet sitting, house painting, wedding planning and accounting.

  1. Business Services
Bisnis dalam katagori ini adalah bisnis yang dapat memberikan pelayanan terhadap bisnis lain. Contoh: marketing, konsultan, training, administrative and financial services on the professional end, office cleaning, equipment repairs and security on the practical.
  1. Product Sales
Tipe bisnis yang ketiga adalah penjualan langsung. Penjualan produknya umumnya dilakukan dalam lingkungan ritel, tetapi ada juga yang memanfaatkan internet untuk penjualan produk, maupun secara pribadi.5
Dari ketiga jenis usaha diatas usaha bisnis yan g dilakukan oleh Puspo Wardoyo termasuk jenis usaha Product Sales, akrena beliau melakukan penjualan produknya langsung kepada konsumen.
  1. Jenis Usaha
Dari beberapa bidang usaha kecil dan menengah yang dapat digeluti oleh seorang wirausahawan salah satunya yang digeluti oleh Puspo Wardoyo ini dalah sektor perdagangan yaitu usaha ini dapat dilakukan dengan membuka toko atau kios, membuka usaha seperti bakso, mie ayam, es teller, martabak, nasi goring, sea food, restoran, rumah makan, wartel dan sektor perdagangan lainnya.6
Puspo Wardoyo dengan keuletan dan kesabarannya termasuk pengusaha bidang perdagangan khususnya rumah makan ‘Wong Solo’ yang mampu mengembangkan usahanya hingga sampai tersebar ke beberapa wailayah dan kota-kota besar di Indonesia.
Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memulai usaha, baik secara berkelompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim dolakukan adalah sebagai berikut:
  1. Mendirikan usaha baru
  2. Membeli perusahaan
  3. Kerjasama manajemen dengan system waralaba (franchising)
  4. Mengembangkan usaha yang sudah ada7
Dari keempat cara memulai usaha diatas Puspo diawal usahanya dalah mendirikan usaha baru yakni di sekitar bandara Polonia Medan Sumatra Utara, seiring berkembangnya usahanya akhirnya sistemu sahanya dapat dikem,bangkan dengan system waralaba (franchising) dengan kewajiban finansial pewaralaba adalah, pertama, membayar uang pendaftaran awal sebesar Rp 500.000. Kedua, membayar biaya pelayanan (royalty/service fee) bulanan berdasarkan persentase tertentu dari penjualan kotor sebesar 12 persen yang dapat dinegosiasikan. Sementara harga sebuah waralaba yang dijual “Wong Solo” terbagi beberapa tipe. Untuk tipe A Rp 700 juta, tipe B Rp 525 juta, tipe C Rp 350 juta, tipe D Rp 225 juta. Dana tersebut digunakan untuk membangun restoran, peralatan, praoperasi, waralaba fee selama 5 tahun, dan hak waralaba selama 10 tahun.
  1. Karakter Wirausaha
Kewirausahaan memerlukan karakter yang berbeda. Meskipun tidak ada rumusan yang menjamin keberhasilan usaha, menurut beberapa studi terdapat beberapa karakter tertentu yang dimiliki pengusaha :
  1. Memiliki Kepercayaan Diri:
  2. Memiliki Keyakinan Pada Masa Depan Usaha Anda:
  3. Fokus Pada Kekuatan Anda:
  4. Memiliki Keterampilan Mengenali Peluang:
  5. Menjadi Pengambil Keputusan:
  6. Menjadi Seorang Pemimpin8
Puspo memiliki beberapa karakter seorang wirausaha diatas, dengan memiliki kepercayaan yang tinggi akan impiannya yang akan menjadi kenyataan, dibarengi dengan kekuatannya yang telah diawal merintis usaha waung lesehan. Puspo terampil mengambil peluang yakni setelah mendapat cerita dari kawannya yang telah berhasil dengan usaha makanan Baksonya, ia berpikir akan peluang baginya untuk membuka usaha baru di lokasi yang ada peluang bagus. Ia sebagai pemimpin langsung dikala usahanya telah berkembang dan sebagai pengambil keputusan.
  1. Tujuan Kewirausahaan
Kewirausahan memiliki beberapa tujuan yaitu :
  1. Meningkatkan jumlah wiraushawan yang berkualitas
  2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan
  3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang unggul.
  4. Menumbuhkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh.9
Puspo Wardoyo selalu berusaha meningkatkan kualitas dan juga kuantitas usaha bisnisnya, cara yang ubik yang digunakan dalam pelayanan kepada konsumen adalah dengan berusaha mengingat semua nama pelanggannya, sehingga pelanggan dianggapnya sebagai teman, saudara dan sahabat. Hal ini cukup dapat menarik minat pelanggan, karena mereka merasa dihargai oleh penjual tersebut.
  1. Manfaat Kewirausahaan
Manfaat Kewirausahaan adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai penggerak dan pembangun lingkungan yang sejahtera
  2. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
  3. Memberi contoh atau sebagai teladan bagaimana harus bekerja keras
  4. Mendidik karyawan menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur
  5. Berusaha mendidik para karyawan agar hidup secara efisien10
  1. Syarat Wirausahawam Sukses
Syarat yang harus dipenuhi apabila ingin menjadi seorang wirausahawan yang sukses:
  1. Tidak konsumtif dan boros
  2. Mengutamakan keberhasilan
  3. Mampu bergaul dan luwes
  4. Mampu mengorganisasikan diri
  5. Berfikir positif, ulet dan terampil
  6. Berwatak baik
  7. Berkomitmen tinggi
  8. Berani menanggung resiko
  9. Kreatif dan Inovatif11
Puspo termasuk pengusaha bisnis yan g sederhana, berkomitmen tinggi akan keberhasilannya tidak mudah goyah dengan aral melintang yang ada dihadapannya, sehingga usaha yang dirintisnya mampu berkembang pesat seperti saat ini
  1. Sifat dasar Wirausahawan
Sifat-sifat dasar seorang wirausawan adalah sebagai berikut:
  1. Wirausaha adalah pencipta perubahan
  2. Wirausaha adalah orang yang selalu melihat perbedaan
  3. Wirausaha adalah orang yang cendrung mudah jenuh terhadap segala kemapanan hidup.12
  1. Fungsi Kewirausahaan
Fungsi-fungsi kewirausahaan sebagai berikut:
  1. Mengusahakan inovasi baru
  2. Membuka pasar baru
  3. Memasuki usaha-usaha baru yang belum pernah ada.
  4. Memulai produksi jenis barang/jasa baru13
Wardoyo, pemilik warung makan Ayam Bakar ‘Wong Solo’ ini termasuk innovator ulung yang selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan usahanya.
  1. Manajemen Usaha dan Sumberdaya Manusia
Dalam hal manajemen usaha yang dilakukan oleh Puspo Wardoyo ini adalah dilakukan oleh dirinya sendiri di awal meintis usahanya, namun selanjutnya setelah berkembang dilakukan pula dengan system waralaba (franchising).
Seddangkan dalam hal manajemen sumberdaya manusia, Puspo sangat perhatian dengan para karyawannya. Dalam setiap laba yang diperoleh dari usahanya tersebut disisihkan 10 % untuk kegiatan sosial, hal ini juga ditekankan kepada para karyawannya. Bahkan setiap sebelum memulai kegiatan penjualan Ayam Bakar ‘Wong Solo’nya maupun setelah selesai penjualan selalu dilakukan Kultum (kuliah tujuh menit) demi meningkatkan kesadaran akan spiritual bagi semua karyawannya.


  1. Pasar dan Pemasaran
Pasar yang dituju oleh Puspo dalam bisnisnya di awal usahnya adalh di Medan Sumatra Utara, namun sekarang telah merambah ke berbagai daerah dan kota-kota besar di Indonesia.
Dalam hal pemasaran ternyata bagi sang pemilik dan perintis ‘Wong Solo’ ini lebih efektif pemasaran langsung dari mulut-kemulut dari para pelangannya. Yang hal ini tidak mungkin didapat jika pelayanan dan kualitas dagangannya memang berkualitas dan memuasakan.
  1. Studi Kelayakan Bisnis
Diawal usahanya yang masih kecil, Puspo menerpakan pelayanan yang baik bagi pelangannya. Dengan kualitas dan kepercayaan dari para pelanggan usaha Ayam Bakar ‘Wong Solo’ Puspo mampu berkembang sebegitu pesat. Maka saat ini studi kelayakan setelah berkembang dengan sistem waralaba yang diterapkan oleh Puspo dengan membagi kepada beberapa tipe restoran atau rumah makan yang akan diterapkan oleh partner waralabanya.
Daftar Pustaka

Angganordana.”Puspo Wardoyo (Ayam Bakar Wong Solo)”(http://pojokniaga.Wordpress. com/2009/08/31/puspo-wardoyo-ayam-bakar-wong-solo/)31 Agustus 2009 diakses 16 Nopember 2011
Cara Menjadi Wirausaha Sukses”My World (http://dicafab.blogspot.com/2011/11/teori-kewirausahaan-menurut.html) Rabu, 02 November 2011, Diakses 17 Nopember 2011.
Kasmir,Kewirausahaan.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2006.
Sofyan,Iban.Studi Kelayakan Bisnis.Yogyakarta:Penertbit Graha Ilmu,2003.
Subur, Jumadi.Siapa Bilang Saya Tidak Ingin Kaya?.Surakarta:Era Intermedia,2008.
Teori Kewirausahaan”The Entrepreneur One (http://reza4inkubator.blogspot.com /2009/03/teori-kewirausahaan.html),Sabtu, 28 Maret 2009, diakses 17 Nopember 2011.

 Foot Note :
1 Jumadi Subur.Siapa Bilang Saya Tidak Ingin Kaya?(Surakarta:Era Intermedia,2008),67-73.
2 Angganordana.” Puspo Wardoyo (Ayam Bakar Wong Solo)” (http://pojokniaga.wordpress.com/2009/08/31/ puspo-wardoyo-ayam-bakar-wong-solo/)31 Agustus 2009 diakses 16 Nopember 2011
3 “Teori Kewirausahaan”The Entrepreneur One (http://reza4inkubator.blogspot.com/2009/03/teori-kewirausahaan.html),Sabtu, 28 Maret 2009, diakses 17 Nopember 2011.
4 Kasmir,Kewirausahaan(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2006),33-34.
6 Ibid.,41.
7 Ibid.,35-36.
8“ Cara Menjadi Wirausaha Sukses”My World( http://dicafab.blogspot.com/2011/11/teori-kewirausahaan-menurut.html),Rabu, 02 November 2011, Diakses 17 Nopember 2011.
10 Ibid.
11 Ibid.
13 Ibid.

Design by WPThemesExpert | Blogger Template by BlogTemplate4U