Kesuksesan Adalah Milikku. Aku Akan Mendapatkanmu Walau Kemanapun Itu. Akan Kukejar Kamu Sampai Kemanapun Itu. Karena Kesuksesan Adalah Hak ku.

Skripsi Dan Laporan PPL MA Hasan Muhyi (Winda Rimayani)

Link Doc (Skripsi, Perangkat Pembelajaran Dan Laporan PPL MA Hasan Muhyi)

STUDI KOMPARASI KUALITAS MENGELOLA KELAS
GURU BERSERTIFIKASI DENGAN GURU
NON SERTIFIKASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII MTS ARRAHMAH DESA PURWOTENGAH KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

PROPOSAL SKRIPSI

Di Tulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I )


WINDA RIMAYATI
9321.151.07


PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN : TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) KEDIRI
2011
STUDI KOMPARASI KUALITAS MENGELOLA KELAS
GURU BERSERTIFIKASI DENGAN GURU NON SERTIFIKASI
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII MTS ARRAHMAH
DESA PURWOTENGAH KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI
  1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Sebab, dari pendidikan inilah nantinya akan lahir generasi-genarasi penerus bangsa. Oleh karena itu, organisasi pendidikan nasional harus mampu mejamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidik untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Terkait dengan hal tersebut, dan lain – lain Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agara peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagzamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa, dan negara1.

Inti kegiatan dalam kelas adalah proses pembelajaran, karena kualitas belajar siswa serta para lulusan, banyak di tentukan oleh keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas. Pemahaman mengenai mengelola kelas tampaknya masih keliru. Seringkali mengelola kelas diartikan sebagai pengaturan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana fisik, seperti tempat duduk, alat-alat mengajar, dan lemari buku. Pada pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja dari pengelolaan kelas yang berkaitan dengan pengkondisian kelas. Artinya, pengelolaan kelas di sini sebenarnya mencakup aktivitas-aktivitas tentang bagaimana seorang guru merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, nyaman, menyenangkan, dan terarah.
Adapun tujuan dari pengelolaan kelas menurut Cece Wijaya dalam bukunya Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar sebagai berikut :
  1. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga dalam pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
  2. Untuk memberikan kemudahan dalam usaha membantu kemajuan siswa dalam pelajarannya.
  3. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk di bicarakan di kelas, untuk perbaikan pengajaran masa mendatang.2

Dalam hal ini, guru atau wali kelas adalah orang yang di tunjuk untuk mengelola dan memajukan kelas yang di pimpinnya, sehingga diharap dapat berpengaruh pada perkembangan kemajuan sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik siswa, yang tidak harus didewasakan aspek inteletualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya3. Tanpa kemampuan dan keterampilan guru mengelola, maka kegiatan pengajaran tidak akan berlangsung baik dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.4
Kemampuan mengelola kelas merupakan salah satu tolak ukur guru professional. Seorang guru yang menguasai terampil menggunakan berbagai pendekatan dan strategi pengelolaan kelas akan dapat dengan mudah menciptakan dan mempertahankan iklim belajar mengajar yang serasi untuk mempertahankan subjek didik (siswa). Belajar yang menyenangkan memberi peluang besar bagi subjek didik untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya semaksimal mungkin di dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan guru mengelola kelas akan bertambah melalui pengalaman kerja, pemahaman dan penguasaaan berbagai pendekatan dan strategi yang di kuasai, semakin besar kemungkinan menfariasikan cara mengelola kelas. Semakin bervariasi cara mengelola kelas, semakin besar pula kemungkinan keberhasilan di dalam proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar maka perlu kegiatan pembelajaran dengan baik yang harus menguasai dan mengembangkan materi pengajaran, merencanakan, dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Agar mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan professional5. Sebab professional merupakan salah satu tujuan dilakukannya sertifikasi guru, yang professional akan turut menjamin mutu pendidikan. Pemerintah menentukan jumlah peserta yang akan di sertifikasi, oleh karena itu guru harus bersaing untuk bisa menjadi peserta tersebut. Bagi peserta yang berhasil memenuhi standar kompetensi guru, akan menerima sertifikat pendidik sebagai bukti profesionalismenya6.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru disahkan pada Desember 2005. mulai saat itu, sertifikasi menjadi istilah yang sangat popular dan menjadi topic pembicaraan yang hangat di masyarakat, terutama di dunia pendidikan. Dengan demikian, sertifikasi guru merupakan program yang menjanjikan bagi guru. Selain pemerintah bermaksud ingin meningkatkan profesionalisme guru, juga ingin meningkatkan taraf hidup guru. Pemerintah Indonesia sebenarnya jauh hari sudah mengisyaratkan akan memberlakukan sertifikasi bagi guru. Hal ini terdapat dalam Undang – Undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di daerah. Tujuan dikeluarkan undang-undang tersebut sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga kependidikan7.
Apakah program pemerintah ini sudah berhasil apa belum maka peneliti ingin memilih apakah seorang guru yang bersertifikasi benar-benar bagus dan mempunyai kemampuan yang baik dalam kualitas pendidikan, yaitu kualitas mengelola kelas dalam proses belajare mengajar di bandingkan guru yang belum sertifikasi?
Dari penjelasan Latar Belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti dengan judul “STUDI KOMPARASI KUALITAS MENGELOLA KELAS GURU BERSERTIFIKASI DENGAN GURU NON SERTIFIKASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII MTS AR-RAHMAH DESA PURWOTENGAH KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI”.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
    1. Bagaimana pelaksanaan program sertifikasi di MTs Ar-Rahmah desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri?
    2. Apakah guru bersertifikasi lebih baik kemampuannya dalam mengelola kelas ketika proses belajar mengajar dengan guru yang tidak bersertifikasi?
  1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai adalah :
    1. Untuk mengetahui pelaksanaan program sertifikasi di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
    2. Untuk mengetahui perbedaan guru yang bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam kualitas mengelola kelas dalam proses belajar mengajar di kelas VII di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
  1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berpijak dari landasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:
    1. Hipotesis alternative ( Ha )
Ada perbedaan kualitas mengelola kelas guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
    1. Hipotesis nol ( Ho )
Tidak ada perbedaan kualitas mengelola kelas guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
  1. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmiah dalam pengembangan pendidikan, khususnya perbaikan dalam mengelola kelas di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
    1. Secara Praktis
Hasil penelitian ini bisa memberikan masukan kepada pengelola yayasan tentang kualitas mengelola kelas guru bersertfikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar di MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
  1. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap judul ““STUDI KOMPARASI KUALITAS MENGELOLA KELAS GURU BERSERTIFIKASI DENGAN GURU NON SERTIFIKASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII MTS AR - RAHMAH DESA PURWOTENGAH KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI”. Maka perlu di jelaskan maksud dan istilah-istilah yang terdapat dalam judul.
    1. Studi adalah penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kualitas mengelola kelas guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar.
    2. Komparasi adalah membandingkan dua fenomena atau lebih, yaitu antara guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar8.
    3. Sertifikasi adalah proses perbaikan sertifikasi pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak9.
    4. Mengelola kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal utuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang terkait dengan kurikulum dan perkembangan kelas10.
  1. Metode Penelitian
    1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistic.
Jenis dari penelitian ini adalah komparasi, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya perbedaan antara kualitas mengelola kelas yang guru bersertifikasi dengan guru non – sertifikasi dalam proses belajar mengajar di kelas.
    1. Populasi dan Sampel
  1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lebih lanjut, Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang dimaksud keseluruhan yang di teliti oleh peneliti. Populasinya adalah semua Guru MTs Ar-Rahmah Desa Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
  1. Sampel
Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam pengambilan sample, peneliti menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu11. Adapun sample yang ada dalam penelitian ini adalah 100% dari keseluruhan siswa ada di kelas VII.
    1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, yang fungsinya untuk memudahkan pekerjaannya serta memberikan hasil yang baik, dan dalam penelitian ini digunakan beberapa instrument penelitian sebagai berikut:
      1. Angket
Angket yang dimaksud di sini adalah alat bantu yang dipakai oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topic penelitian dan alternative jawabannya yang ditujukan kepada responden untuk mengetahui perhatian responden.
    1. Indikator dari kualitas mengelola kelas
        1. Kemampuan menciptakan suasana kelas yang serasi.
        2. Kemampuan memanfaatkan kelas untuk mencapai tujuan pengajaran.
    2. Indikator dari proses belajar mengajar
      1. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar secara logis berurutan.
      2. Kemampuan memberi pengertian dan contoh yang sederhana.
      3. Kemampuan bahasa yang mudah dimengerti.
      4. Kemampuan bersikap terbuka terhadap pelajaran.
      5. Menyajikan alat, sumber dan perlengkapan belajar.
      6. Menguasai bahan pelajaran yang di sampaikan12.
      1. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi ini merupakan atau atau benda tertulis yang dapat membrikan atau menyimpan berbagai macam keterangan. Gunanya antara lain untuk mengetahui jumlah siswa, mengetahui jumlah guru, mengetahui data tentang fasilitas belajar siswa.
      1. Pedoman observasi
Maksudnya adalah alat Bantu yang digunakaan oleh peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang di teliti.
      1. Pedoman Interview (wawancara)
Sebagai alat bantu metode interview (wawancara) dengan pihak-pihak yang diperlukan13.
    1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah memperoleh data dalam penelitian, maka peneliti menggunakan pengumpulan data sebagai berikut :
      1. Metode angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasiu dari responden. Dari sini akan diketahui kualitas mengelola kelas guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar.

      1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan data lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
      1. Metode observasi
Metode Observasi adalah suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis ditujukan untuk satu atau beberapa masalah dalam rangka penelitian dengan maksud untuk pemecahan persoalan yang di hadapi14.
      1. Metode Wawancara
Interview (wawancara) adalah dialog (Tanya jawab) yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam hal ini peneliti mengadakan Tanya jawab dengan siswa dan pegawai untuk melengkapi data yang berkaitan dengan objek penelitian15.
    1. Analisis Data
Analisis data atau disebut juga dengan pengelolaan dasar. Analisis data adalah proses menghubung-hubungkan, memisah-misahkan, dan mengelompokkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data kuantitatif, yang berupa angka-angka atau skor hasil test langsung, berikutnya data-data tersebut akan diolah untuk mengisi data.
Data-data yang terkumpul untuk mengetahui kualitas mengelola kelas guru bersertifikasi dengan guru non sertifikasi dalam proses belajar mengajar. Dalam menganalisis data penulis menggunakan rumus t-test dependent. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut16 :
T = X – Y
Di mana :
X = Rata – rata skor kelompok I
Y = Rata – rata skor kelompok II
D = Jumlah skor kelompok I dan II
n = Jumlah pasangan skor 
Footnote :
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang system Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), 3.
2 Cece wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), 114.
3 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung), 1989), 117.
4 Amir Achsih, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar (IKIP Ujung Pandang Press, 1990), 4.
5 B Sunosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), 3.
6 Bedjo Syanto, Cara Efektif Menuju Sertifikasi Guru ( Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009), 7.
7 Mansur Mushlich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) 1-7.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 13.
9 Mansur Mushlich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, 1-7.
10 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai lembaga
Pendidikan, 115-116.
11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, 115.
12 B. suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997). 17-23.
13 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 155.
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, 206.
15 Imam Sapari A, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 82.
16 Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), 126.

DAFTAR PUSTAKA

Achsil, Amir. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar. IKIP Ujung Pandang Press, 1990.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Iqbal, Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997

Mushlich, Mansur. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Kasara, 2007

Nawawi, Hadari. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung, 1989.

Sapari, Imam A. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Usaha Nasional, 1983.

Surnyo Subroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara, 2003.

Wijaya, Cece. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.

0 komentar:

Post a Comment

Design by WPThemesExpert | Blogger Template by BlogTemplate4U